Friday, March 19, 2010

TDL raise will increase the housing price

One news that come to us in the beginning of 2010 is the plan of raising the power tarrif by 15% (TDL). It is said by many kind of organisations that the plan will automatically increase the housing price. Will it be true? Considering all materials will increase too due to power tariff raised.

We should see from some point of views. The article below is from developer point of issue. Is that the reason they raise the price for houses? Just to increase their margin? But we believe on one thing might lead to another. Just be fair.

Here is another article talking about the issue

Source: Kompas.com 19 March 2010

Jumat, 19/3/2010 | 05:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana kenaikan tarif dasar listrik mulai Juli 2010 membuat pengembang properti resah. Kenaikan tarif itu dinilai akan berdampak pada penambahan struktur biaya produksi rumah.

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo di Jakarta, Kamis (18/3), mengatakan, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk industri akan berdampak pada harga bahan baku pembuatan rumah karena biaya produksi industri bahan baku rumah akan meningkat.

Bahan baku rumah yang diperkirakan harganya akan naik antara lain semen, besi, dan komponen listrik seperti kabel. Apalagi, meski belum ada kenaikan TDL, harga baja (salah satu komponen produksi rumah) telah naik.

”Kenaikan TDL akan berdampak pada peningkatan harga komponen bahan baku rumah. Padahal, harga rumah sederhana bersubsidi dipatok tidak boleh melampaui harga maksimum,” ujar Eddy.



Untuk membangun rumah sederhana bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 4,5 juta per bulan, pemerintah mematok harga maksimum rumah sederhana sehat Rp 55 juta per unit dan harga rumah susun sederhana milik Rp 144 juta per unit.

Kenaikan biaya produksi rumah, menurut Eddy, tidak sebanding dengan patokan harga rumah bersubsidi. Ini membuat margin keuntungan pengembang semakin tertekan.

Oleh karena itu, Eddy meminta pemerintah segera mengkaji ulang patokan harga rumah sederhana sehat dan rumah susun sederhana milik.

Apalagi, lanjut Eddy, kenaikan TDL belum menjamin tersedianya jaringan listrik untuk rumah sederhana sehat dan rumah susun sederhana milik. Menurut data Apersi, setidaknya 25.000 rumah yang dibangun Apersi saat ini belum teraliri listrik.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (REI) Teguh Satria menegaskan, tidak adanya sambungan listrik pada rumah yang sudah terbangun membuat rumah tersebut belum layak untuk dihuni.

Kekurangan pasokan listrik perumahan, kata Teguh, tiap tahun cenderung terus meningkat. Pemerintah diimbau untuk melakukan upaya yang serius untuk menjamin ketersediaan listrik bagi rumah-rumah.

”Hambatan pasokan listrik perumahan jika terus dibiarkan akan membuat laju kekurangan penyediaan rumah layak huni semakin besar,” ujar Eddy.

Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat, sekitar 100.000 rumah sederhana sehat hingga Januari 2010 belum tersambung listrik.

Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa menilai, rencana kenaikan TDL tidak akan memengaruhi pengadaan perumahan bagi masyarakat menengah bawah. Kenaikan TDL hanya berlaku bagi perumahan yang memiliki kapasitas di atas 900 kilovolt ampere.

Menpera berharap kenaikan TDL bisa meningkatkan rasio kelistrikan di seluruh wilayah Indonesia. ”Saya harap, dengan kenaikan TDL, listrik di Indonesia tidak byarpet lagi,” kata dia.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral J Purwono mengemukakan, pemerintah sedang mempersiapkan detail kenaikan TDL.

Besaran kenaikan TDL direncanakan berlaku variatif. Ada golongan pelanggan yang mengalami kenaikan TDL lebih dari 15 persen, tetapi ada yang kurang dari 15 persen. (Brigita Maria Lukita/KOMPAS Cetak)

No comments:

Post a Comment