Anothger graet news on property's KPR.
============
Penyaluran KPR Melonjak
Senin, 12 April 2010 | 04:16 WIB
Jakarta, Kompas - Seiring turunnya suku bunga dan membaiknya daya beli masyarakat, penyaluran kredit pemilikan rumah atau KPR selama triwulan I-2010 melonjak tajam. Pertumbuhan KPR diperkirakan semakin cepat dalam bulan-bulan mendatang karena suku bunga KPR masih akan turun.
PT Bank Tabungan Negara Tbk, bank terbesar di pasar KPR, telah menyalurkan KPR Rp 4,56 triliun selama triwulan I-2010 atau tumbuh 45 persen dibandingkan dengan realisasi KPR di periode yang sama 2009.
Direktur Utama BTN Iqbal Latanro, akhir pekan lalu di Jakarta, menjelaskan, dengan pertumbuhan KPR yang signifikan, posisi KPR BTN per akhir Maret 2010 mencapai Rp 33 triliun, yakni Rp 19,8 triliun ke KPR bersubsidi dan Rp 13,1 triliun ke KPR nonsubsidi.
Pesatnya pertumbuhan KPR, antara lain, dipicu oleh tren penurunan bunga KPR. Saat ini suku bunga KPR untuk nasabah baru 10,75 persen, padahal tahun lalu masih 12-13 persen. ”Ke depan, bunga KPR masih berpeluang turun seiring cost of fund yang makin rendah,” kata Iqbal.
Apalagi kebutuhan rumah juga cenderung semakin besar. Menurut data, pertumbuhan kebutuhan rumah 800.000 unit per tahun, pasokannya hanya 300.000 per tahun. Jadi, kebutuhan rumah terus meningkat, mencapai 5,8 juta unit saat ini.
General Manager Consumer Banking PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Diah Sulianto menjelaskan, posisi KPR BNI per akhir Maret 2010 mencapai Rp 8,87 triliun, meningkat 27 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, Rp 7 triliun.
Pertumbuhan KPR BNI yang ekspansif, kata Diah, didukung layanan yang semakin cepat dan bunga KPR yang kompetitif.
Direktur Konsumer Bank Mandiri Mansyur Nasution mengatakan, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan KPR 45 persen pada 2010. ”Adapun realisasi penyaluran KPR 2009 sekitar Rp 3,3 triliun,” kata dia.
Iqbal menjelaskan, penyaluran KPR yang ekspansif berdampak pada raihan laba bersih BTN yang tercatat Rp 187,85 miliar pada akhir Maret 2010, naik 72 persen dibanding periode sama 2009, yaitu Rp 109,4 miliar.
Perolehan laba didorong oleh margin bunga bersih yang naik dari 3,87 persen menjadi 5,59 persen. Namun, kredit bermasalah (NPL) gross BTN juga naik, dari 3,96 persen pada akhir triwulan I-2009 menjadi 4 persen pada akhir triwulan I-2010. ”Namun, kami bisa menjaga NPL net di level 3,28 persen,” kata iqbal.
Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono memperkirakan penyaluran KPR akan tumbuh signifikan pada 2010.
”Confidence pelaku ekonomi begitu meningkat sehingga permintaan terhadap KPR pasti naik,” ujar dia.
Tony berpendapat, penurunan bunga KPR bergantung pada kemampuan bank mengutak-atik struktur ongkosnya dan menaikkan pendapatan yang berbasis nonbunga. (FAJ)