Sumber: bicararumah.com
Syaifulah Says:
Oktober 30, 2009 pukul 11:46 pm
Bicara mengenai premanisme di perumahan Cibubur.
Saat ini telah terjadi pergeseran definisi arti premanisme itu sendiri. Cara cara vulgar seperti memaksa penghuni memakai jasa kuli bongkar dari warga setempat, sudah mulai di tinggalkan. Sebagai gantinya, para preman di Cibubur memberi wanti wanti kepada semua toko material dan furniture yg buka lapak di Cibubur, agar tidak menyertakan tenaga utk bongkar muat. Jadi begitu pesanan anda sampai ke rumah anda, maka anda sudah dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak ada orang yg menurunkan barang pesanan anda itu, dan terpaksa memakai jasa preman setempat yg sudah dikoordinir satpam setempat. Cara ini tergolong halus dan pintar, tapi ujung ujungnya sama aja. Sebut saja batu bata merah, utk bongkar muatnya di Cibubur dihitung per bata merah. Bayangkan berapa omset para preman itu dalam sehari. Bisa jutaan. Disebut halus dan pintar, karena anda tak bisa berbuat apa apa, bahkan lapor ke polisi juga percuma karena memang tidak ada unsur pemaksaan disini, jadi gak ada pasal yg bisa menjeratkan mereka. soal pengkondisian seperti itu, anda tak punya bukti soal itu. preman di Cibubur sudah menguasai semua wilayah di sana, gak cuma 1-2 perumahan saja. semua toko material dan furniture di Cibubur pada takut, sehingga tidak menyertakan orang utk bongkar muat, dan anda dikondisikan mau tak mau pake tenaga bongkar muat dr warga setempat yg otomatis jadi pengeluaran ekstra.
Kesimpulannya, jika kebetulan di rumah anda tidak ada tenaga/tukang, yah sudah nasib anda memakai jasa bongkar para preman yg sudah di poles jadi halus itu (tidak lagi bersikap kasar, karena mereka tahu hal itu bisa membuat mereka berurusan sm polisi). Jika anda pnya niat memasukkan furniture atau pindahan rumah, sebaiknya lakukan selagi ada tukang di rumah anda, dengan begitu anda tak perlu pake jasa preman itu.
Semoga tulisan ini bisa membuka mata anda anda yang masih bersikap idealisme dan memandang masalah premanisme dari kacamata hitam putih saja. Sekarang situasi lapangan di Cibubur sudah abu abu warnanya, sangat blur, saking blur nya sehingga aparat dibuat tak berdaya, karena tak ada lagi alasan utk menangkapi preman di sana.
Saya yakin tren ini sangat menyebar ke perumahan lain di luar Cibubur yang mngkin satu dua masih mengandalkan kekerasan. Premanisme modern tidak lagi memakai kekerasan, tapi dampak kerugiannya sama saja. Tampaknya polisi sekarang kalah canggih dibandingkan dunia preman sekarang. Gimana nih pak polisi ???? Jangan cuma sibuk sama Bibit Chandra aja.
Thursday, November 5, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment